Friday, November 2, 2012

Makalah - Intelegensi Dan Kemampuan BAB I - BAB II



 BAB I
INTELEGENSI DAN KEMAMPUAN
A.   PENGERTIAN
Perkataan intelegensi berasal dari bahasa latin Intelligere yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain.
Pengertian intelegensi adalah kemampuan yang dibawa atau ada sejak lahir yang dapat memungkinkan manusia atau seseorang itu berbuat seseuatu dengan cara-cara tertentu.
Menurut W. Stern, intelegensi adalah kesanggupan jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam situasi yang baru. Menurut V. Hees intelegensi ialah sifat kecerdasan jiwa.
Vernon (1960) berusaha membuat kompromi pandangan yang berbeda-beda mengenai intelegensi, dan merumuskan sebagai kemampuan untuk melihat hubungan yang relevan diantara objek –objek atau gagasan-gagasan, serta kemampuan untuk memerapkan hubungan-hubungan ini kedalam situasi-situasi baru yang serupa.
Menurut hasilnya intelegensi dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1.    Intelegensi praktis ialah intelegensi untuk mengatasi sesuatu situasi yang sulit dalam suatu kerja, yang berlangsung secara cepat dan tepat
2.    Intelegensi teoritis ialah intelegensi untuk dapat mendapatkan suatu pikiran penyelesaian soal atau masalah dengaN cepat dan tepat.
Dengan melihat beberapa pengertian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.    Macam-macam daya jiwa yang erat bersangkutan didalamnya terdapat :
a.    Ingatan ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan.
b.    Fantasi ialah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau banyangan baru.
c.    Perasaan ialah keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang.
d.    Perhatian ialah keaktifan jiwa yang diarahkan pada suatu objek, baik di dalam maupun di luar dirinya.
e.    Minat ialah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
2.    Intelegensi hanya dapat diketahui dari tingkah laku atau perbuatan yang tampak.
3.    Manusia di dalam kehidupannya dapatlah menentukan tujuan-tujuan dan dapat memikirkan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.
4.    Intelegensi tidak dapat dipengaruhi oleh kemampuan yang ada semenjak lahir saja, tetapi dipengaruhi juga oleh lingkungan dan pendidikan dimana seseorang itu tinggal atau berada.
B.   FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTELEGENSI SESEORANG.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi intelegensi sesorang, sehingga terdapat perbedaan intelegensi seseorang dengan yang lain, yaitu :
a.    Faktor pembawaan, di tentukan oleh sifat-sifat yang dibawa sejak lahir. Setiap manusia mempunyai sifat yang berbeda dan kemampuan yang berbeda satu sama lainnya.
b.    Faktor kematangan, Fisik dan psikis seseorang sangat menentukan dalam menjalankan fungsinya masing-masing
c.    Faktor minat, dapat memberikan dorongan bagi perbuatan itu.
d.    Faktor pembentukan, segala keadaan diluar seseorang baik disengaja atau tidak yang dapat mempengaruhi intelegensi.
e.    Kebebasan, manusia dapat memilih cara-cara tertentu untuk memecahkan masalah sesuai dengan kebutuhannya.
Masing-masing individu berbeda segi intelegensinya, karena berbeda intelegensinya maka setiap individu yang satu berbeda kemampuannya dengan individu yang lain. Jenis-jenis intelegensi terdiri dari :

1.    Very superior                  : 120 - 139
2.    Cerdas superior             : 110 - 119
3.    Sedang                            :   90 - 109
4.    Bodoh                              :   80 - 89
5.    Pada batas debil                        :   70 - 79
6.    Ambisil                             :   50 - 49
7.    Idiot                                   :   30 - 49
Pendapat tentang intelegensi dapat dikembangkan atau tidak, ada dua pendapat yang berbeda dari para ahli, yaitu :
1.    Menurut  W. Stern dan Binet, intelegensi tidak dapat dikembangkan
2.    Menurut Prof. Kohnstamm, berpendapat bahwa intelegensi itu dapat dikembangkan. Tetapi harus memenuhi syarat-syarat tertentu, dan mengenai segi kwalitasnya saja, yaitu :
a.    Pengembangannya hanya sampai batas kemampuannya saja. Pengembangan tidak dapat melebihi batas. Setiap orang mempunyai batas-batas yang berlainan.
b.    Terbatas juga kepada mutu intelegensi. Artinya seseorang tidak akan selesai mengerjakan sesuatu diatas mutu intelegensinya.
Perkembangan intelegensi bergantung pula pada cara berfikir yang metodis.



BAB II

SIKAP

            Sikap atau attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang atau suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu sesuai dengan perangsang atau situasi yang ada. Sikap merupakan suatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan.
Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek dan sikap terhadap objek ini disertai dengan perasan positif atau negative. Bila berdasarkan informasi itu timbul perasaan positif atau negative terhadap objek dan menimbulkan kecenderungan untuk bertingkah laku tertentu, terjadilah sikap.
Triandis (1971)  mendefinisikan sikap sebagai berikut :
“An attitude is an idea charged with emotion which predisposes a class of actions to a particular class of social situations”. Sikap adalah suatu ide yang diisi dengan emosi yang menjadi predisposisi kelas tindakan untuk kelas tertentu dari situasi sosial.



A.   TERBENTUKNYA SIKAP
Sikap terbentuk melalui berbagai macam cara, antara lain :
1.    Melalui pengalaman berulang-ulang atau dapat pula melalui suatu pengalaman yang disertai perasaan yang mendalam.
2.    Melalui imitasi), peniruan dapat terjadi tanpa disengaja dapat pula dengan sengaja. Peniruan akan terjadi lebih lancar bila dilakukan secara kolektif daripada perorangan.
3.    Melalui sugesti, disini seseorang membentuk suatu sikap terhadap objek tanpa suatu alasan dan pemikiran yang jelas, tetapi semata-mata karena pengaruh yang datang dari seseorang atau suatu yang mempunyai wibawa dalam pandangannya.
4.    Melalui indentifikasi, cara ini seseorang meniru orang lain atau suatu organisasi tertentu didasari suatu keterikatan emosional sifatnya, meniru dalam hal ini lebih banyak dalam arti berusaha menyamai. Indentifikasi ini sering terjadi antara anak dengan ayahnya, siswa dengan gurunya.
Hal-hal yang memegang peran penting di dalam sikap :
a.    Faktor perasaan atau emosi
b.    Reaksi atau respon
Setiap individu mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap suatu rangsangan, ini disebabkan adanya beberapa faktor yang ada pada individu masing-masing seperti, perbedaan bakat, minat, pengalaman, pengetahuan, perasaan, dan situasi lingkungan.
Menurut Albert Ellis ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pembentukan sikap diantaranya:
·         Kematangan
·         Keadaan fisik
·         Pengaruh keluarga
·         Lingkungan ( di sekolah maupun di rumah )
·         Guru
·         Kurikulum sekolah
·         Cara-cara guru mengajar
·         Televisi, bioskop atau internet

B.   METODE YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUBAH SIKAP
Meskipun terdapat banyak faktor yang menyebabkan sikap cenderung bertahan, namun dalam kenyataannya tetap terjadi perubahan-perubahan sikap sebagaimana yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
Ada beberapa metode yang dipergunakan untuk mengubah sikap, antara lain :
1.    Dengan mengubah komponen kognitif dari sikap yang bersangkutan. Caranya dengan member informasi-informasi baru mengenai objek sikap, sehingga komponen kognitif menjadi luas. Hal ini akhirnya diharapkan akan merangsang komponen afektif dan komponen tingkah lakunya.
2.    Dengan cara mengadakan kontak langsung dengan objek sikap. Dalam acara ini paling sedikit akan merangsang orang-orang yang bersikap anti untuk berpikir lebih jauh tentang objek  sikap yang tidak mereka senangi itu
Dengan memaksa orang menampilkan tingkah laku-tingkah laku baru yang tidak konsisten dengan sikap-sikap yang sudah ada. Kadang-kadang ini dapat dilakukan melalui kekuatan hokum. Dalam hal ini kita berusaha langsung mengubah komponen tingkah lakunya.

No comments:

Post a Comment