Monday, October 15, 2012

Rindu Yang Menggoreskan Ini


Aku akui aku rindu kamu.
Aku rindu, rindu dengan 1000 pesanmu yang selalu saja berhasil memenuhi kotak masuk.
Aku rindu, rindu dengan ucapan selamat pagimu, yang menghiasi handphone ini. Hal yang aku tunggu setiap pagi.
Aku rindu, rindu dengan ucapan selamat tidurmu, yang selalu sukses membuatku bermimpi indah.
Aku rindu, rindu dengan pesanmu yang selalu mengingatkanku untuk tidak lupa makan, ataupun beribadah.
Aku rindu, rindu dengan suara lucumu, yang membuatku selalu ingin menggigitmu jika sedang bertelfon dengan mu.
Aku rindu, rindu dengan wajahmu, yang selalu menghapus sejuta kesedihan yang sedang menghinggapiku. Walau itu hanya fotomu saja.
Ya, aku rindu itu semua!!!

Aku seorang yang bodoh. Mengaggumimu, tapi tak sanggup untuk berbuat.
Hanya memperhatikan dari jauh dan memberi perhatian dari tempatku berpijak di sini.

Aku seorang yang bodoh, yang menyayangimu, dan mengatakan hal itu setiap hari kepadamu. Dulu.
Yang  mungkin kamu telah bosan mendengarnya, tapi tak juga melihatku memperjuangkannya.
Ya, Aku bodoh!!!

Aku tidak sedang berjuang, apalagi berkorban. Aku hanya melakukan hal yang aku suka, yaitu mencintaimu.
Ya, aku cinta kamu!!!

Mungkin kamu adalah cerita yang tidak terungkap oleh dunia.
Mungkin kamu adalah bidadari yang tak tahu arah ke surga.
Mungkin kamu adalah sesuatu yang dipandang sebelah mata,
Tapi tidak untukku yang memuja.

Kau yang datang, tanpa permisi masuk ke dalam hati, dan tak mau pergi.
Atau mungkin aku yang tak mengizinkannya. Mungkin.

Ketika aku mengagumimu dari jauh,
Mereka membuatmu tersenyum dari dekat
Ketika aku memikirkan cara untuk melukis senyum indah itu,
Telat, mereka sudah membuatmu tertawa.

Ya, aku iri terhadap mereka!!!

Mereka yang selalu dekat denganmu.
Sedangkan aku? Aku hanya di sini duduk menunggu secarik pesan darimu.
Bodoh? Ya, memang.

‘Bete’. Itu adalah salah satu hal yang paling sering ku dengar darimu.
Aku berfikir keras untuk membuatmu tersenyum,
Karena aku takut diluar sana sudah ada yang membuatmu senyum mendahului ku.
Aku merangkai sebuah kalimat indah. Ekspektasiku, kau bisa tersenyum.
Tapi kau selalu menjawab ‘lebay’. Hmm, sesaat setelah itu, fikiran ku tak karuan dan hilang.
Kau memang malaikat yang sedikit mengesalkan, tapi lebih banyak membuat kerinduan di hati ini.

Aku tersenyum, ketika kau tahu aku selalu tidur terlewat malam.
Kau menasehatiku, agar aku tidak mengulanginya.
Maaf, aku tidak bisa.
Ada satu alasan aku membuka mata hingga pagi belum menunjukkan sinarnya.
Aku hanya takut dirimu terbangun, dan mencari seseorang untuk menemanimu di saat kau terjaga.
Aku hanya ingin jadi yang pertama menemanimu di malam saat kau terjaga.

Menemanimu, tak peduli siang malam, tak peduli dimanapun aku berada, tak peduli aku sedang apa.
Aku akan selalu menyanggupi jika akan menemani bidadariku ini.

Hati ini sanggup menunggu hingga kapan pun.
Kapan pun sampai mungkin nantinya kau tidak kembali lagi.


Tidak ada kata terlambat jika kau ingin kembali ke sini. 
Tapi jika suatu saat aku mendapatkan teman hidup.
Aku tak akan melupakanmu. Percayalah. 
Akan kukenang kau, sebagai sepenggal kisah hidupku. Kisah cinta pertama.

Pemujamu,


No comments:

Post a Comment