Sunday, November 17, 2013

[FanFict RF Online] History To Get Victory! – Chapter 21

[FanFict RF Online] History To Get Victory! – The Other Hand





“Simpanlah, dan jaga ini semua… suatu saat aku ingin melihatmu memakainya dalam War”
“eh… tapi… aku tak pantas memakainya…”
“hei, TD telah memberiku amanat untuk memberikannya padamu, dia lebih tahu tentangmu”

Aku tak mampu berkata lagi, tapi apa maksudnya kakak ku memberikan aku equip ini? Mungkin harus aku tanyakan pada dia secara langsung.

Aku berangkat menuju ke Armory-117, ke Hangar Udara tempat bertemu dengan kakak ku beberapa saat lalu, TheresiaDefender.

Tepat saat matahari berada terik tepat di atasku, aku menunggunya. 30 menit, 1 jam, 2 jam, 3 jam…. Tidak muncul tanda-tanda kedatangannya


“lebih baik aku pulang”
Aku melangkahkan kaki kembali ke Armory-117. Sepi sekali sepanjang perjalanan, hanya monster-monster yang berkeliling ke sana-sini untuk melindungi wilayahnya dari serangan makhluk yang mereka anggap musuh.
DUARRRRRRRRRR
Suara tembakan yang meleset tepat di depanku, meledakkan tanah dan suaranya bergemuruh ke seluruh penjuru.
“cih, serangan tiba-tiba…”
Debu, dan tanah yang masih bertebaran di depanku menghalangi pandangan. Makin lama debu tanah itu menghilang sedikit demi sedikit. Tepat di depanku samar-samar terlihat makhluk bermata merah menyala, semakin lama semakin terlihat makhluk itu. Besi baja, dengan tinggi sebesarku.

“Golden MAU…”
“sial, ternyata meleset!” amuk orang yang berdiri di dalam MAU tersebut
“ada urusan apa kau denganku?” aku berteriak ke arahnya
“Jadi… haha suatu kebetulan aku bisa bertemu dengan salah satu petinggi Accretia…”
“ada urusan apa kau? Beraninya kau menginjak tanah Accretia”
“Hey, wilayah kalian selalu gersang, apa yang kau banggakan, hah?”
“sialan kau busuk, keluar dan bertarunglah secara pria!!!”
“Baiklah…”

Bellato itu membuka cockpitnya, dia melompat keluar dari cockpit. Bellato itu memakai armor hitam biru, dan pedang relic Man Eater di genggamannya.

“Jadi, apa aku harus membelahmu, atau menusukmu dulu? Oh aku tau! Aku akan memisahkan kepala mekanikmu itu dan menjadikan badanmu sebagai bahan campuran pembuat armor MAU… hahahaha”
“cih, sombong sekali kau”

Aku mengeluarkan perisai dan pisau relic Izen Ritter lalu mengambil kuda-kuda dan meng-cast skill untuk pertahanan.

“Majulah kau, siapapun kau, aku tidak akan pernah takut denganmu atau bangkai kaleng yang kau kendarai itu…”
“Sial kau!!! Rasakan ini… Bash Explosion!!!”

TRANGGGGGGGG

Aku berhasil menahan serangan kuatnya hingga ia terpental jauh ke belakang. Saatnya aku menyerang sekarang. Aku berlari ke arahnya dengan secepat kilat lalu aku keluarkan skill ku..
“Pressure Bomb!!!”

DUARRRRRR

“Sial, dia berhasil menghindar” gumamku dalam hati
“haha ternyata hanya itu seranganmu? Baiklah…”

Dia menyerangku dari samping. Dengan posisiku yang seperti ini akan sulit untuk menghindari serangannya.

BRAKKKKKKK…

Aku berhasil menghindari serangannya dari organ intiku, tapi tanganku terkena tusukan Man Eaternya, sakit sekali. Aku mengecek tanganku lewat sistem di kepalaku.. ternyata indikatornya menunjukan tanganku terluka sangat parah dan hampir tidak bisa digunakan. Tapi aku tidak boleh menyerah. Aku harus memberikan Bellato ini pelajaran karena telah menghina tanah kekaisaran Accretia.

“ternyata hanya ini kemampuan wakil archon Accretia saat ini?”
“keparat kau, matilah atas nama Kekaisaran Accretia…”

Aku berlari sekuat tenaga, tanganku yang terluka aku sudah tidak perduli, aku kalap.. yang aku fikirkan hanya membunuh makhluk dihadapanku saja… aku berlari… terus berlari ke arahnya… semakin cepat aku langkahkan… tapi semakin lambat aku rasakan waktu berjalan... aku ayunkan Izen Ritter-ku, kanan… kiri… ku ikuti setiap lekuk gerakannya… waktu berjalan makin lambat.. tenagaku seperti terkuras habis, baiklah aku akan menggunakan Excel Charger dengan potion merah yang tersisa di badanku ini aku yakin aku bisa menghajarnya sebelum tenagaku benar-benar habis

“Excel Charger!”

Badanku mulai agak segar, walaupun sakit di tangan masih terasa, setidaknya aku bisa melihat dengan jelas lagi sekarang. Aku kembali focus ke Bellato itu yang mulai kelelahan karena harus menghindari seranganku sedari tadi.

“Ternyata kau kuat juga, maaf telah meremehkanmu tadi..” Bellato itu berbicara sambil nafasnya tersengal
“Tapi aku takkan kalah di sini!”

Bellato itu berlari ke arahku, sangat cepat… aku membuat kuda-kuda yang kuat untuk bersiap menahan serangannya.

“SHINING CUT!!!”
TRANGGG
TRANGGG
TRANGGG

3 serangan beruntun Bellato itu berhasil aku tangkis dengan perisaiku. Sepertinya dia tak memberiku waktu untuk istirahat, setelah serangannya tadi dia terus menyerangku dengan cepat… TRANGGG TRANGGG TRANGGGG…
Aku hanya mendengar deru pedang Man Eaternya yang beradu dengan perisaiku. Aku tak bisa terus-terusan begini…

“Haaaaaa…… HYSTERIA!!!”

DUARRRRRRRRRRR
Serangan yang sangat kuat, aku sampai terdorong kedalam tanah, serangan yg tepat di atas kepalaku itu berhasil aku tahan dengan perisaiku. Perisaiku mulai retak dibeberapa sisi, aku mulai goyah, aku tidak kuat lagi… sial!

“Huaaaaaaaaa!!!!” aku mendorong tubuhnya sekuat tenagaku… dia terhempas ke atas. Aku melompat dan dengan sigap megayunkan Izen Ritterku ke tubuhnya, dia yang masih setengah sadarpun juga mengayunkan Man Eaternya ke tubuhku…

SRETTTTTT
TRANGGGG
“Aaaaaaaaa……” sayup aku dengar suara teriakannya…

Aku merasakan sakit yang mendalam….
Sakit… sakit sekali tubuhku ini…


“Ganti semua komponen yang rusak dengan segera sebelum merusak komponen-kompenen yang lainnya!”
“Apa dia sudah sadar?”
“Tingkat kesadarannya 0%, aku tidak yakin dia akan pulih dengan cepat, kemungkinan terbesarnya dia hanya akan hidup dengan satu tangan…
“Hei! Tim investigasi menemukan ini di lokasi pertempuran Wakil Archon kita”
“Dengan ini kemungkinan ia akan selamat, ini sangat cocok dengan tubuhnya… lakukan pemasangan segera!”
“Baiklah!!!”


“System activation… checking all components… new components has been installed.. all components is good…”

Aku membuka mata pelan. Kepalaku masih terasa berat sekali. Aku tak ingat apa yang terjadi sebelum ke sini… eh di mana aku sekarang? Lampu yang remang-remang? Tertidur di meja besi? Apa ini rumah reparasi? Argghh!!! Aku tak mampu mengingat hal” yang telah terjadi padaku…

“Hey, wakilku sudah bangun dari tidurnya?” seorang Accretia masuk ke ruanganku”
“emmm kau… Doom?”
“Yapps, bagus lah memorimu tidak rusak parah, pasti kau merasa pusing kan?”
“Iya, sedikit”
“tidak apa-apa, itu hanya sedikit side effect dari pemulihan memori, besok juga sudah baik semua”
“iya…”
“hey, apa kau tahu siapa yang kau lawan kemarin?”
“lawan? Kemarin?”
“Iya, apa kau tak ingat apa-apa?”
“Hmm… sebentar…” aku mencoba mengngat hal yang telah terjadi kemarin…
“Hey kawan bagaimana kabarnya?” MetalHead masuk ke ruanganku, disusul rekan-rekan Dewan Accretia
“aku baik saja, Cuma memoriku tak bisa diajak kompromi..”
“Wah… tapi jika kau masih mengingat kami itu sudah hal yang bagus…” SteelCrusher bicara
“Emm, baiklah.. kita akan ada pertemuan dengan para ketua guild malam ini… kau istirahatlah dulu, jika sudah sehat temui aku” seiring Doom bicara seperti itu, semua Dewan Accretia berdiri dan meninggalkan ruanganku satu per satu, tak lupa mereka melambaikan tangan tanda perpisahan denganku. Doom melangkahkan kakinya pelan kea rah pintu keluar

“Oy Doom…”
“Apa?”
“Apa aku bertarung dengan seorang Bellato kemarin?”
“Ya, tepat sekali… tapi setelah kami ke sana karena kami mendapat pesan darurat dewan darimu, kami mendapati Bellato itu sudah mati tertusuk pedangnya sendiri, Gold MAUnya pun hancur… wujudnya sudah seperti barang rongsokan… oiya kami juga menemukan sebuah tangan robot. Tangan dengan struktur model A1 tergeletak di sampingmu, dan ada sepucuk surat di atas tangan itu”
“hah? Jadi tanganku?
“iya, tanganmu putus di tebas Bellato itu, lalu seseorang menghibahkan tangannya untukmu, ini surat darinya, aku tak membacanya sampai habis. Bacalah ini sendiri”

Doom menyerahkan sepucuk surat lalu pergi begitu saja..
Aku membuka surat itu, isinya tak seberapa panjang, tapi kertas yang dipakai itu yang harusnya dapat menampung tulisan 3 halaman, tetapi isi suratnya tidak ada setengah dari itu.

Hey anak bodoh, seperti waktu yang lalu, cara bertarungmu tidak pernah berubah, dan seperti biasa, tidak tegamu membuatmu celaka… tidak kah itu tindakan yang sangat bodoh? Walaupun begitu, kau hebat, tapi tak lebih hebat dariku. Tentu. Kau kehilangan tanganmu, bagaimana kau bisa berperang lagi? Mengorbakan tanganmu yang satunya lagi? Tentu tidak!Ini tanganku, gunakanlah. Aku selalu bersamamu, bersama tangan ini…Ini tanganku, aku serahkan padamu… agar kita sama-sama dapat menggenggam dunia Tak usah kau cari aku, kau takkan bisa menemukannya. Aku tenggelam bersama bayangan, menyatu dengan malam, tapi pasti senjataku akan membuat mereka yang melukaimu menyesal.

“Tangan ini?” aku lihat tanganku yang telah berganti warna menjadi hitam. Tangan yang pernah aku lihat di hari lalu, benar sekali… ya benar itu tangannya, tangan kakakku.


5 comments:

  1. Hebat.
    Mantap banget nih cerita.
    Btw gak dilanjutin lgi nih kk?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf saya baru bisa bales..
      hehe

      Ada beberapa alasan saya ga lanjutin lagi..
      1. Saya sibuk banget, 2 tahun lalu pas lagi persiapan uas dan mau masuk kelas 3 belum lagi ada ukk karena saya seorang pelajar smk waktu itu..
      2. data tulisan saya yang saya sudah cukup jauh lah menurut saya, hilang..
      Datanya saya taruh di harddisk external.. lalu harddisk external saya tbtb rusak, dan minta di format... saya gaada backupan.. itu kesalahan saya, kesalahan yang sangat fatal.. saya minta maaf sebesarnya karena kecerobohan saya jadi mengecewakan..
      Maaf..

      Dan untuk sekarang saya belum menemukan passion untuk nulis cerita lagi hehe..
      Sibuk dengan project kuliah.. dan kalo ingat cerita ini saya sedih sendiri akan kecerobohan saya

      Sebelumnya saya mau berterimakasih telah membaca cerita saya..
      Mungkin cerita saya masih kurang dari cukup hehe..
      Dan saya meminta maaf untuk kecerobohan saya

      Best Regards,
      Bagus Bima

      Delete
  2. Ceritanya menarik.. sense of humor nya dapet, saya senyum2 sendiri pas baca. tapi sayang di chapter2 awal kegiatan bima dan terenya kebanyakan tidur, bangun, masak-dimasakin, keluar, trs pulang lagi. Trs makan lagi. Jadi terkesan datar karena ga ada konflik atau kejadian apa gitu.
    Jujur saya sempet bosen, tapi mutusin buat nyelesein krn tanggung.

    Oh ya, saya kurang ngerti kenapa bahasa dari chapter 19-21 berubah? Apa krn sudut pandangnya berubah?
    Soalnya di akhir chapter 18 kan nyeritain sudut pandang Thorn, trs tau-tau kok berubah jadi acc di chapter selanjutnya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih sebelumnya sudah membaca cerita saya.. dan cerita saya yang masih jauh dari kurang dari segi penulisan dan jalan cerita ini.. hehe..

      Nomor 1.. ya saya sadar dan paham, di awal cerita saya menuliskan karena ego saya, saya sadari itu pas menginjak pertengahan cerita, semenjak saat itu saya berfikir.. "Oke, hentikan ini semua, ga bisa terus begini.."
      Ya sengaja saya bikin tanggung, karena nanti di lanjutkan lagi, ada saatnya..
      Ini masih masa pengenalan sebenarnya dari 3 pemeran utama..

      Kenapa saya ubah sudut pandangnya? saya mau memberikan perspektif dari kedua karakter tersebut,
      Mungkin terlihat janggal ya? hehe.. tapi saya melakukannya untuk memperdetil cerita..

      Terimakasih telah berkunjung..
      dan maaf sekali lagi saya ga bisa, atau mungkin saya belum sempat untuk melanjutkan..
      Dikarenakan alasan yang telah saya tulis di atas..

      Dan Mohon maaf banget, saya baru bales sekarang commentnya.. karena jujur aja saya baru baca setelah 2 tahun... //jadi selama ini gua ngapain woiiii

      Wkwkwkwk..
      Ya mungkin saya berharap anda bisa membaca reply saya di sini..
      dan jika mau berteman, datang saja ke facebook saya dan kita bisa chat bareng di sana

      Best Regards,
      Bagus Bima

      Delete