BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di zaman perekonomian Asia yang telah maju,
perekonomian Eropa justru masih tertinggal jauh. Pusat perkembangan ekonomi dan
politik dunia dalam abad ke-14 s/d abad ke-15 adalah dunia Islam, khususnya
imperium Turki Usmani (Ottoman) yang telah menguasai wilayah-wilayah strategis
yang semula dikuasai oleh Romawi-Byzantium. Penguasaan atas wilayah-wilayah
itu sekaligus telah menyekat jalur perdagangan dari Timur ke Barat yang
mengakibatkan barang-barang dagangan dari Timur seperti
rempah-remapah menjadi langka dan harganya melambung tinggi. Meskipun
harganya relatif tinggi ternyata minat masyarakat Eropa waktu itu terhadap
komoditi itu tidak menurun, bahkan cenderung meningkat. Oleh karena itu
maka para penguasa dan pengusaha atau pedagang Eropa berupaya mencari jalan
alternatif ke daerah penghasil komoditi tersebut. Meningkatnya permintaan baik dari
Eropa maupun dari tempat lainnya seperti India secara tidak langsung telah
mendorong para produsen di kepulauan Nusantara, khususnya kepulauan Maluku untuk
memperluas tanaman ekspornya, terutama pala dan cengkeh. Selain adanya
perluasan seperti pala dan cengkeh, juga di beberapa pulau, seperti di Sumatera
dikembangkan pula komoditi lain yang juga sangat diminati orang-orang Eropa,
yaitu lada. Walaupun harganya hanya separuh rempah-rempah, namun waktu itu lada
sudah termasuk komoditi ekspor yang penting dari wilayah Nusantara, bahkan Asia
Tenggara. Menurut beberapa sumber, tanaman ini mulanya merupakan barang
dagangan dari Kerala, pantai Malabar di India barat daya, yang dikenal oleh
orang-orang Arab dan Eropa sebagai “negeri lada”. Sejak kapan lada dibumidayakan
oleh penduduk Sumatera tidak begitu jelas.
B.
Awal Kolonialisme Bangsa Barat
Di satu pihak jatuhnya Byzantium ke tangan
Turki Usmani telah menyebabkan komoditi dari Asia Timur dan Asia Tenggara
di Eropa langka dan kalaupun ada harganya sangat mahal. Namun di
pihak lainnya peristiwa itu berdampak positif karena telah mendorong
meningkatnya ilmu pengetahuan di dunia Barat. Hal ini karena banyak ahli
budaya-teknologi dari Byzantium yang lari ke Barat berhasil menularkan
pengetahuannya di sana. Di Portugal misalnya, pengetahuan geografis dan
astronominya meningkat semakin baik, sehingga orang-orang Portugis berhasil
menjadi mualim-mualim kapal yang mahir dan tangguh. Kepandaian ini kemudian
dipadukan dengan berkembangnya teknologi perkapalannya mulai dari penemuan
sistem layar segitiga dengan temali-temali persegi, serta kontruksi kapal yang
semakin baik sehingga kapal-kapal mereka lebih mudah digerakkan dan lebih layak
dipakai untuk pelayaran samudra. Demikian pula teknologi persenjataan mereka berkembang
sehingga mampu menciptakan meriam-meriam yang dapat ditempatkan di atas
kapal-kapal mereka. Kapal-kapal perangnya lebih menyerupai panggung meriam di
lautan daripada istana terapung bagi para pemanah atau geladak balista (alat
pelontar) seperti pada kapal-kapal Romawi pada masa Julius Caesar dan
Oktavianus Agustus. Penemuan-penemuan teknologi itulah yang kemudian mendorong
mereka untuk mencari jalur baru ke India (dalam mitos masyarakat Eropa waktu
itu, rempah-rempah berasal dari India, sehingga mereka berlayar ke timur
termasuk ke benua Amerika, adalah untuk mencari India).
Namun perlu dikemukakan di sini, bahwa
Portugis berlayar ke timur bukan semata-mata untuk mencari rempah-rempah,
tetapi juga untuk mencari emas dan sekutu untuk melawan Turki dalam arti
melanjutkan “perang salib”. Pencarian emas dan perak kemudian menjadi penting
karena kedua logam mulia itu dijadikan semacam indikator kesuksesan satu
negara, seperti dikemukakan oleh Antonio Serra bahwa kekayaan itu tiada lain
adalah emas dan perak. Politik ekonomi ini dikenal di Eropa sebagai ekonomi
Merkantilis. Paham ini mulai berkembang sekitar tahun 1500-an dan semakin
berkembang setelah terbit tulisan-tulisan dari para pendukung
paham ini, seperti Jean Colbert dari Perancis dan Thomas Mun dari Inggris.
Atas dorongan Pangeran Henry ‘Si Mualim’,
Portugis memulai usaha pencarian emas dan jalan untuk mengepung lawan yang
beragama Islam dengan menelusuri pantai barat Afrika. Mereka berusaha mencari
jalan menuju Asia (India) guna memotong jalur pelayaran pedagang Islam,
sekaligus untuk memonopoli perdagangan komoditi tersebut.
Pada tahun 1478,
Bartolomeu Diaz sampai ke Tanjung Harapan di ujung selatan Benua Afrika. Kemudian pada tahun 1497 armada pimpinan Vasco da Gama sampai ke India.
Pengalaman di India ini telah menyadarkan orang-orang Portugis bahwa
barang-barang perdagangan mereka tidak dapat bersaing di pasaran India yang
canggih dengan hasil-hasil yang mengalir melalui jaringan perdagangan Asia.
Oleh karena itulasemboyan “God – Gold – Glory” bagi mereka menjadi
relevan, karena tidak ada cara lain untuk menguasai perdagangan Asia
selain melalui peperangan dan menjadikan daerah-daerah penghasil komoditi
itu sebagai koloni.
BAB
II
PEMBAHASAN
Dengan ditutupnya Bandar Konstantinopel oleh
Turki Usmani maka hubungan perdagangan
antara Eropa dan Asia terputus. Hal inilah yang mendorong bangsa-bangsa Barat
mencari jalan sendiri ke dunia Timur untuk mendapatkan rempah-rempah. Melalui
penjelajahan samudra, bangsa-bangsa Barat berhasil menemukan daerah-daerah
baru, seperti Amerika, Afrika, dan Asia termasuk Indonesia. Bangsa Portugis dan
Spanyol berhasil mendarat di Indonesia, kemudian disusul bangsa-bangsa Barat
lain, seperti Belanda. Kedatangan Belanda yang semula berdagang dengan
membentuk kongsi dagang (VOC) kemudian berhasrat untuk menguasainya. VOC
menerapkan monopoli perdagangan dan penetrasi politik. Itulah sebabnya
kedatangan VOC di berbagai daerah di Nusantara selalu mendapatkan perlawanan. Berawal
dari kongsi dagang inilah, akhirnya seluruh daerah di Nusantara jatuh ke tangan
kekuasaan Belanda.
A.
Masuknya Kekuatan Asing Di Nusantara
Melalui Kongsi Perdagangan
Pada
permulaan abad Perte-Eksplorasi ngahan, orang-orang Eropa sudah mengenal hasil bumi dari dunia
Faktor-faktor yang mendorong bangsa Timur, terutama rempah-rempah bangsa Barat
pergi ke dunia Timur, antara lain sebagai berikut.
1. Dikuasainya
rute dan pusat-pusat Konstantinopel ke tangan Turki perdagangan di Timur Tengah
oleh Usmani (1453) mengakibatkan orang-orang Islam memutuskan hubungan
perdagangan antara Eropa dan Asia.
2. Adanya
kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu dengan Asia Barat
(Timur Tengah) ditemukan peta dan kompas yang sangat terputus. Hal ini
mendorong kemajuan penting bagi pelayaran orang Eropa.
3. Adanya
keinginan untuk mendapatkan dunia Timur untuk mendapatkan rempah-rempah dari
daerah asal sehingga rempah-rempah yang sangat mereka harganya lebih murah dan
dapat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.
4. Adanya
keinginan untuk melanjutkan samudra, akhirnya bangsa-bangsa Perang Salib dan
menyebarkan agama Barat berhasil mencapai Indonesia, dan menyebarkan Nasrani ke
daerah-daerah yang dikunjungi.
5. Adanya
jiwa petualangan sehingga menggugah semangat untuk melakukan Indonesia pada
mulanya lewat kongsi penjelajahan samudra. Kongsi-kongsi perdagangan tersebut
berusaha untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Indonesia melalui praktik
monopoli.
a. Masuknya Bangsa Portugis ke Indonesia
Bangsa Portugis telah berhasil mencapai India
(Kalikut) 1498. Bangsa Portugis berhasil mendirikan kantor dagangnya di Gowa
pada tahun 1509. Pada tahun 1511 di bawah pimpinan d’Albuquerque Portugis
berhasil menguasai Malaka. Dari Malaka di bawah pimpinan d’Abreu tahun 1512
Portugis telah sampai di Maluku dan diterima baik oleh Sultan Ternate yang pada
waktu itu sedang bermusuhan dengan Tidore. Portugis berhasil mendirikan benteng
dan mendapatkan hak monopoli perdagangan rempah-rempah. Selain mengadakan
monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku, Portugis juga aktif menyebarkan
agama Kristen (Katolik) dengan tokohnya yang terkenal ialah Franciscus
Xaverius. Portugis tidak hanya memusatkan kegiatannya di Indonesia bagian timur
(Maluku), tetapi juga ke Indonesia bagian barat (Pajajaran). Pada tahun 1522
Portugis datang ke Pajajaran di bawah pimpinan Henry Leme dan disambut baik
oleh Pajajaran dengan maksud agar Portugis mau membantu dalam menghadapi
ekspansi Demak. Terjadilah Perjanjian Sunda Kelapa (1522) antara Portugis dan
Pajajaran, yang isinya sebagai berikut.
1. Portugis
diijinkan mendirikan benteng di Sunda Kelapa.
- Pajajaran akan menerima barang-barang
yang dibutuhkan dari Portugis termasuk senjata.
- Portugis akan memperoleh lada dari
pajajaran menurut kebutuhannya.
Awal tahun 1527 Portugis datang lagi ke
Pajajaran untuk merealisasi Perjanjian Sunda Kelapa, namun disambut dengan
pertempuran oleh pasukan Demak di bawah pimpinan Fatahilah. Pertempuran
berakhir dan namanya diganti menjadi Jayakarta, artinya pekerjaan yang jaya
(menang).
b. Masuknya
bangsa Spanyol ke Indonesia
Kedatangan bangsa Portugis sampai di
Indonesia (Maluku) segera diikuti oleh bangsa Spanyol. Ekspedisi bangsa Spanyol
di bawah pimpinan Magelhaen, pada tanggal 7 April 1521 telah sampai di Pulau Cebu.
Rombongan Magelhaen diterima baik oleh Raja Cebu sebab pada waktu itu Cebu
sedang bermusuhan dengan Mactan. Persekutuan dengan Cebu ini harus dibayar
mahal Spanyol sebab dalam peperangan ini Magelhaen terbunuh. Dengan
meninggalnya Magelhaen, ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan Sebastian
del Cano melanjutkan usahanya untuk menemukan daerah asal rempah-rempah. Dengan
melewati Kepulauan Cagayan dan Mindanao akhirnya sampai di Maluku (1521).
Kedatangan bangsa Spanyol ini diterima baik oleh Sultan Tidore yang saat itu
sedang bermusuhan dengan Portugis. Sebaliknya, kedatangan Spanyol di Maluku
bagi Portugis merupakan pelanggaran atas “hak monopoli”. Oleh karena itu,
timbullah persaingan antara Portugis dan Spanyol. Sebelum terjadi perang besar,
akhirnya diadakan Perjanjian Saragosa (22 April 1529) yang isinya sebagai
berikut.
1. Spanyol
harus meninggalkan Maluku, dan memusatkan kegiatannya di Filipina.
2. Portugis
tetap melakukan aktivitas perdagangan di Maluku.
c. Masuknya
bangsa Belanda ke Indonesia
Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang
Belanda membeli rempah-rempah di Lisabon (ibu kota Portugis). Pada waktu itu
Belanda masih berada di bawah penjajahan Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak
lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon karena Portugis dikuasai oleh
Spanyol. Dengan putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan
Spanyol mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan penjelajahan samudra. Pada
bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan empat buah
kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke
timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika–Tanjung Harapan–Samudra
Hindia–Selat Sunda–Banten. Pada saat itu Banten berada di bawah pemerintahan
Maulana Muhammad (1580–1605). Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, pada
mulanya diterima baik oleh masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk berdagang
di Banten. Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck
dan Van Waerwyck, dengan delapan buah kapalnya tiba di Banten pada bulan
November 1598. Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk
sehingga kedatangan bangsa Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda sendiri
juga sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para penguasa Banten. Lalu
belanda membentuk VOC, dengan sebagai berikut.
1. Untuk
menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang ke Negeri
Belanda.
2. Untuk
memperkuat posisi Belanda dalam menuju ke Maluku.
3. Menghadapi
persaingan, baik dengan Keberhasilan rombongan sesama bangsa Eropa, maupun
dengan Van Neck dalam perdagangan bangsa-bangsa Asia.
4. Untuk
mendapatkan monopoli perdangan rempah-rempah, mendorong pergangan, baik impor
maupun ekspor. orang-orang Belanda yang lain untuk datang ke Indonesia.
Akibatnya terjadi persaingan di antara pedagang-pedagang
Belanda sendiri Setiap kongsi bersaing secara ketat. Di samping itu, mereka
juga harus menghadapi persaingan dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris. Melihat
gelagat yang demikian, Olden Barneveld menyarankan untuk membentuk perserikatan
dagang yang mengurusi perdagangan di Hindia Timur. Pada tahun 1602 secara resmi
terbentuklah Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC) atau Perserikatan Dagang
Hindia Timur. VOC membuka kantor dagangnya yang pertama di di Banten (1602) di
kepalai oleh Francois Wittert.
d. Masuknya
bangsa Inggris ke Indonesia
Sir James Lancaster merupakan orang pertama yang memimpin armada
pelayaran Inggris dan tiba di Aceh pada 1602 dan langsung melanjutkan pelayaran
ke Banten.
Selanjutnya Sir Henry Middleton pada tahun1604 berhasil mencapai Ternate,
Tidore, Ambon, dan Banda. Di Maluku, Inggris mendapat persaingan dari Portugis
dalam usaha mendapatkan rempah-rempah. Inggris akhirnya melanjutkan perjalanan
ke Kalimantan Barat, Makasar, Jayakarta, Jepara, aceh, Pariaman, dan Jambi.
Raffles berkuasa dari tahun 1811-1814 setelah pada tahun 1811, Inggris
menyerang wilayah-wilayah yang dikuasai Belanda di Jawa. Hal ini berhasil
membuat Belanda menyerah tanpa syarat dan memberikan wilayah kekuasaan kepada
pemerintah Inggris.
Kekuasaan Inggris di Indonesia diwakili oleh Maskapai Hindia Timur (The
East India Company) disingkat EIC yang berpusat di Calcutta, India. EIC
mendapat hak Oktrooi dari Ratu Elizabeth I. Saat Gubernur Jenderal Lord Minto
menjadi pemimpin EIC, dia mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai Gubernur
Jenderal di Hindia Belanda.
Selama Raffles berkuasa ia menerapkan berbagai kebijakan diantaranya:
1. Membagi wilayah Pulau Jawa menjadi 16 daerah
Karisedenan. Tujuannya untuk mempermudah pengaturan dan pengawasan terhadap
Pulau Jawa.
2.
Membentuk sistem pemerintahan dan pengadilan dengan
merujuk kepada sistem di Inggris.
3. Mengeruk keuntungan sebesar-besarnya bagi kemakmuran
Inggris dengan menerapkan sistem pemiliki atas tanah dan memberlakukan sewa
tanah (Stelsel Tanah)
Karena tindakan-tindakan Raffles selama berkuasa
kurang memperhatikan kekuasaan pemerintah lokal maka dia mendapat pertentangan
dari para penguasa lokal di Indonesia.
Selama di Indonesia berhasil menulis buku yang berjudulHistory
of Java berisi sejarah budaya indonesia. Namanya diabadikan sebagai
nama bunga bangkai di Bengkulu “Rafflesia Arnoldi”
Kekuasaan Raffles berakhir pada 1814 setelah terjadi
Konvensi London antara Inggris dan Belanda. Isinya “Inggris harus mengembalikan
semua wilayah jajahan Belanda yang telah dikuasainya.
Inggris menyerahkan kekuasaan pada Belanda tahun
1816.
B.
Perluasan Kolonialisme dan Imperialisme
Barat.
a. Kolonialisme
Kolonialisme berasal dari kata “colonus” yang
artinya petani. Istilah ini diberikan pada para petani Yunani yang pindah dari
negerinya yang tandus dan pindah ke daerah lain yang lebih subur. Para colonus
tetap menjalin hubungan dengan negara asalnya, tapi oleh negara asal(induk)
daerah tadi dianggap sebagai bagian dari negara induk dan harus tunduk pada
negara asal (mother land). Dari sinilah muncul awal penjajahan (imperialisme).
Jadi kolonialisme adalah suatu sistem
pemukiman warga suatu negara di luar wilayah induknya atau negara asalnya.
Biasanya daerah koloni terletak di seberang lautan dan kemudian dijadikan
bagian wilayah mereka.
b. Imperialisme
Berasal dari kata latin “imperare” yang
artinya menguasai.Orang yang menguasai disebut imperator yang berarti raja atau
penguasa. Imperium adalah daerah yang dikuasai imperator. Imperator menguasai
bangsa yang mendiami wilayah imperium dengan alasan agar mereka merasa lebih
aman atau lebih sejahtera. Jadi imperialisme adalah suatu sistem penjajahan
langsung dari suatu negara terhadap negara lain. Penjajahan dilakukan dengan
jalan membentuk pemerintahan jajahan atau dengan menanamkan pengaruh dalam
semua bidang kehidupan daerah yang dijajah.
Walaupun kolonialisme dan imperialisme berasal dari kata dan pengertian yang berbeda namun dalam prakteknya berarti satu yaitu penjajahan oleh bangsa satu terhadap bangsa lain. Kolonialisme lebih diartikan pada proses pembentukan atau penguasaan wilayah, sedangkan imperialisme lebih diartikan pada praktek penjajahannya.
Macam-macam imperialism, pada umumnya imperialisme dapat dibedakan menjadi 2 macam dengan perbedaan sebagai berikut :
Walaupun kolonialisme dan imperialisme berasal dari kata dan pengertian yang berbeda namun dalam prakteknya berarti satu yaitu penjajahan oleh bangsa satu terhadap bangsa lain. Kolonialisme lebih diartikan pada proses pembentukan atau penguasaan wilayah, sedangkan imperialisme lebih diartikan pada praktek penjajahannya.
Macam-macam imperialism, pada umumnya imperialisme dapat dibedakan menjadi 2 macam dengan perbedaan sebagai berikut :
1. Pembeda,
Imperialisme kuno Imperialisme modern.
2. Waktu,
terjadi sebelum revolusi industri (abad 18) Terjadi setelah revolusi industry.
3. Tujuan,
Glory (mencari kejayaan) Gold (mencari kekayaan) Gospel (menyebarkan agama
kristen) Mencari daerah baru untuk :
a. tempat
mencari bahan mentah/baku industry
b. pemasaran
hasil indutri
c. tempat penanaman
modal
BAB III
AKIBAT
PERLUASAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME
DI
INDONESIA
Masuknya kekuasaan bangsa Asing di Indonesia telah
menyebabkan perubahan tatanan politik, sosial, ekonomi dan budaya bagi bangsa
Indonesia sebagai berikut:
A.
Politik
Baik Daendels maupun Raffles telah meletakkan
dasar pemerintahan modern. Para Bupati dijadikan pegawai negeri dan diberi
gaji, padahal menurut adat, kedudukan bupati adalah turun temurun dan mendapat
upeti dari rakyat. Bupati telah menjadi alat kekuasaan pemerintah kolonial.
Belanda dan Inggris juga melakukan intervensi terhadap persoalan kerajaan,
misalnya soal pergantian tahta kerajaan sehingga imperialis mendominasi politik
di Indonesia. Akibatnya peranan elite kerajaan berkurang dalam bidang politik,
bahkan kekuasaan pribumi mulai runtuh.
B.
Sosial Ekonomi
Eksploitasi ekonomi yang dilakukan bangsa
Barat membawa berbagai dampak bagi bangsa Indonesia. Munculnya monopoli dagang
VOC menyebabkan mundurnya perdagangan nusantara di panggung perdagangan
internasional. Peranan syahbandar digantikan oleh para pejabat Belanda
Kebijakan tanam paksa sampai sistem ekonomi liberal menjadikan Indonesia
sebagai penghasil bahan mentah. Eksportirnya dilakukan oleh bangsa Belanda,
pedagang perantara dipegang oleh orang timur asing terutama bangsa Cina dan
bangsa Indoensia hanya menjadi pengecer, sehingga tidak memiliki jiwa
wiraswasta jenis tanaman baru serta cara memeliharanya. Dengan dilaksanakannya
politik pintu terbuka, maka:
1. pengusaha
pribumi yang modalnya kecil kalah bersaing sehingga gulung tikar.
2. Perkebunan
di Jawa berkembang sedangkan di Sumatra kesulitan tenaga kerja sehingga
dilakukan program transmigrasi.
3. untuk
mendukung program penanaman modal Barat di Indonesia pemerintah Belanda
membangun : Irigasi, waduk, jalan raya, jalan kereta api dan pelabuhan. Untuk
pembangunan tersebut digunakan tenaga secara paksa dengan sistem rodi (kerja
paksa).
4. Dengan
memperkenalkan sistem sewa tanah, terjadi pergeseran dari sistem ekonomi barang
ke sistem ekonomi uang yang juga menyebar di kalangan petani.
5. Daerah
Indonesia terisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang ke pedalaman.
6. Kemunduran
perdagangan di laut secara tak langsung menimbulkan budaya feodalisme di
pedalaman. Dengan feodalisme rakyat pribumi dipaksa untuk tunduk/patuh pada
tuan tanah Barat/Timur Asing. Sehingga kehidupan penduduk Indonesia megalami
kemerosotan.
C.
Budaya
Tindakan pemerintah
Belanda untuk menghapus kedudukan menurut adat penguasa pribumi dan menjadikan
mereka pegawai pemerintah, merutuhkan kewibawaan tradisional penguasa pribumi. Upacara
dan tatacara yang berlaku di istana kerajaan juga disederhanakan dengan
demikian ikatan tradisi dalam kehidupan pribumi menjadi lemah. Dengan
merosotnya peranan politik maka para elit politik baik raja maupun bangsawan
mengalihkan perhatiannya ke bidang senibudaya. Contoh Paku Buwono V
memerintahkan penulisan serat Centhini, R.Ng Ronggo Warsito manyusun Kitab
Pustakaraya Purwa, Mangkunegara IV menyusun kitab Wedatama dan lain-lain.
No comments:
Post a Comment